Senin, 05 Februari 2018

LAPORAN PENDAHULUAN RONDE KEPERAWATAN

LAPORAN PENDAHULUAN
RONDE KEPERAWATAN











DISUSUN OLEH :
IBNU MUHAMMAD ABDUH, S.Kep
NIM : 4012180008







PROGRAM PROFESI NERS
STIKES BINA PUTERA BANJAR
TAHUN 2018



LAPORAN PENDAHULUAN
RONDE KEPERAWATAN

A.      Pengertian Ronde Keperawatan (Nursing Rounds)
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan pasien yang dilakukan oleh perawat disamping melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer dan atau konselor, kepala ruangan, perawat associate yang perlu juga seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam, 2009).
Ronde keperawatan merupakan proses interaksi antara pengajar dan perawat atau siswa perawat dimana terjadi proses pembelajaran. Ronde keperawatan dilakukan oleh pengajar atau siswa perawat dengan anggota sifatnya atau siswa untuk pemahaman yang jelas tentang penyakit dan efek perawatan untuk setiap pasien (Clement, 2011).

B.       Karakteristik Ronde Keperawatan
1.        Pasien dilibatkan secara langsung.
2.        Pasien merupakan fokus kegiatan.
3.        Perawat associate, perawat primer, dan konselor melakukan diskusi bersama.
4.        Konselor menfasilitasi kereativitas.
5.        Konselor membantu mengembangkan kemampuan PA dan PP dalam meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah.

C.      Tujuan Ronde Keperawatan
Tujuan dari pelaksanaan ronde keperawatan bisa dibagi menjadi 2 yaitu : tujuan bagi perawat dan bagi pasien.
Tujuan bagi keperawatan menurut Amola et al, (2010) adalah
1.         Melihat kemampuan staf dalam manajemen pasien.
2.        Mendukungan pengembangan profesional dan peluang pertumbuhan
3.        Meningkatkan pengetahuan perawat dengan menyajikan dalam format stud kasus
4.        Menyediakan kesempatan pada staf perawat untuk belajar meningkatkan penilaian keterampilan klinis.
5.        Membangun kerjasama dan rasa hormat, serta (6) meningkatkan retensi perawat berpengalaman dan mempromosikan kebanggaan dalam profesi keperawatan.
Sedangkan tujuan bagi pasien menurut Clement (2011) adalah
1.        Untuk mengamati kondisi fisik dan mental pasien dan kemajuan hari ke hari
2.        Untuk mengamati pekerjaan staf
3.        Untuk membuat pengamatan khusus pasien dan memberikan laporan ke dokter, misalnya : luka, drainase, perdarahan, dsb
4.        Untuk memperkenalkan pasien ke petugas dan sebaliknya.
5.        Untuk melaksanakan rencana yang dibuat untuk perawatan pasien
6.        Untuk mengevaluasi hasil pengobatan dan kepuasaan pasien
7.        Untuk memastikan bahwa langkah-langkah keamanan yang diberikan pada pasien
8.        Untuk memeriksa kondisi pasien sehingga dapat dicegah seperti ulcus decubitus, foot drop, dsb.
9.        Untuk membandingkan manifestasi klinis penyakit pada apsien sehingga perawat memperoleh wawasan yang lebih baik
10.    Untuk memodifikasi tindakan keperawatan yang diberikan.
Sedangkan menurut Nursalam (2009) tujuan ronde keperawatan dibagi menjadi:
1.        Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan berfikir kritis.
2.        Tujuan Khusus
a.         Menumbuhkan cara berfikir kritis (Problem-Based Learning PBL)
b.        Menumbuhkan pemikiran bahwa tindakan keperawatan berasal dari masalah klien.
c.         Meningkatkan pola pikir sistematis
d.        Meningkatkan validitas data klien
e.         Menilai kemampuan menentukan diagnosis keperawatan
f.         Meningkatkan kemampuan membuat justifikasi, menilai hasil kerja, dan memodifikasi rencana asuhan keperawatan (renpra)

D.      Kriteria Pasien
Menurut Nursalam (2009) pasien yang dipilih untuk dilakukan ronde keprawatan adalah pasien yang memiliki kriteria sebagai berikut:
1.        Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dilakuakn tindakan keperawatan
2.        Pasien dengan kasus baru atau langka.

E.       Manfaat Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan akan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan pada perawat. Clement, (2011) menyebutkan manfaat ronde keperawatan adalah membantu mengembangkan keterampilan keperawatan, selain itu juga menurut Wolak (2008) dengan adanya ronde keperawatan akan menguji pengetahuan perawat. Peningkatan ini bukan hanya keterampilandan pengetahuan keperawatan saja, tetapi juga peningkatan secara menyeluruh. Hal ini dijelaskan oleh Wolek et al (2008) peningkatan kemampuan perawat bukan hanya keterampilan keperawatan tetapi juga memberikan kesempatan pada perawat untuk tumbuh dan berkembang secara profesional.
Melalui ronde keperawatan, perawat dapat mengevaluasi kegiatan yang telah diberikan pada pasien berhasil atau tidak. Clement (2011) melalui ronde keperawatan, evaluasi kegiatan, rintangan yang dihadapi oleh perawat atau keberhasilan dalam asuhan keperawatan dapat dinilai. Hal itu juga dtegaskan oleh O’Connor (2006) pasien sebagai alat untuk menggambarkan parameter penilaian atau teknik intervensi.
Ronde keperawatan merupakan sarana belajar bagi perawat dan siswa perawat. Ronde keperawatan merupakan studi percontohan yang menyediakan sarana untuk menilai pelaksanaan keperawatan yang dilakukan oleh perawat (Wolak et al, 2008). Sedangkan bagi siswa perawat dengan ronde keperawatan akan mendapatkan pengalaman secara nyata dilapangan (Clement, 2011).
Manfaat ronde keperawatan yang lain adalah membantu mengorientasikan perawat baru pada pasien. Banyak perawat yang baru masuk tidak tahu mengenai pasien yang di rawat  di ruangan. Dengan ronde keperawatan hal ini bisa dicegah, ronde keperawatan membantu mengorientasikan perawat baru pada pasien (Clement, 2011).
Ronde keperawatan juga meningkatkan kepuasan pasien. Penelitian Febriana (2009) ronde keperawatan meningkatkan kepuasan pasien lima kali dibanding tidak dilakukan ronde keperawatan. Chaboyer et al (2009) dengan tindakan ronde keperawatan menurunkan anga insiden pada pasien yang dirawat.

F.       Tipe - Tipe Ronde Keperawatan  
Berbagai macam tipe ronde keperawatan dikenal dalam studi kepustakaan. Diantaranya adalah menurut Close & Castledine (2005) ada empat tipe ronde yaitumatrons’rounds, nurse management rounds, patient comfort rounds dan teaching rounds.
1.        Matron rounds menurut Close & Castlide (2005) seorang perawat berkeliling ke ruangan-ruangan, menanyakan kondisi pasien sesuai jadwal rondenya. Yang dilakukan perawat ronde ini adalah memeriksa standar pelayanan, kebersihan dan kerapian, dan menilai penampilan dan kemajuan perawat dalam memberikan pelayanan pada pasien.
2.        Nurse management rounds menurut Close & Castlide (2005) ronde ini adalah ronde manajerial yang melihat pada rencana pengobatan dan implementasi pada sekelompok pasien dan keluarga pada proses interaksi. Pada ronde ini tidak terjadi proses pembelajaran antara perawat dengan head nurse.
3.        Patient comfort rounds menurut Close & Castledine (2005) ronde di sini berfokus pada kebutuhan utama yang diperlukan pasien di rumah sakit. Fungsi perawat dalam ronde ini adalah memenuhi semua kebutuhan pasien. Misalnya ketika ronde dilakukan malam hari, perawat menyiapkan tempat tidur untuk pasien tidur.
4.        Teaching rounds menurut Close & Castledine (2005) dilakukan antara teacher nursedengan perawat atau siswa perawat, dimana terjad proses pembelajaran. Teknik ronde ini biasa dilakukan untuk perawat atau siswa perawat. Dengan pembelajaran langsung perawat atau siswa dapat langsung mengaplikasikan ilmu yang didapat langsung pada pasien.
Menurut Daniels (2004) walking round  terdiri dari nursing round, physician-nurse rounds atau interdisciplinary rounds. Nursing round adalah ronde yang dilakukan antara perawat dengan perawat. Physician nurse rounds adalah ronde pada pasien yang dilakukan dokter dengan perawat, sedang interdisciplinary rounds adalah ronde pada pasien yang dilakukan oleh berbagai macam tenaga kesehatan meliputi dokter, perawat, ahli gizi serta fisioterapi dsb. Sedangkan menurut Clement (2011) menyebutkan berbagai jenis word round yang dilakukan oleh perawat meliputi rounds with the doctors, rounds to discuss psychological problem of patients, social service rounds, medical rounds for nurses, rounds with the physical therapits, dan nursing rounds.

G.      Langkah-langkah Ronde Keperawatan
Ramani (2003) menjelaskan rahapan ronde keperawatan adalah (1) Pre-rounds: Preparation (persiapan), planning (perencanaan), orientasion (orientasi) (2) Rounds:Introduction (pendahuluan), interaction (interaksi), observation (pengamatan), instruction(pengajaran), summarizing (kesimpulan) (3) Post-Rounds : debriefing (Tanya jawab),feedback (saran), reflection (refleksi), preparation (persiapan).
Bimbauner (2004) mengatakan bagaimana menyiapkan ronde keperawatan yaitu:
1.        Before rounds meliputi: (1) persiapan, terdiri dari membuat tujuan kegiatan ronde keperawatan dan membaca status pasien dengan jelas sebelum melakukan ronde keperawatan (2) orientasi perawat, terdiri dari membuat menyadari tujuan : demonstrasi temuan klinis, komunikasi dengan pasien, pemodelan perilaku professional (3) orientasi pasien.
2.        During rounds meliputi : (1) menetapkan lingkungan: membuat lingkungan yang nyaman serta dorong untuk mengajukan pertanyaan (2) menghormati: perawat: hormati mereka sebagai pemberi layanan pada pasien dan pasien : perlakukan sebagai manusia, bukan hanya obyek dari latihan mengajar, peka terhadap bagaimana penyakit mempengaruhi kehidupan pasien (3) libatkan semua perawat, bertujuan untuk mengajar semua tingkat peserta didik dan mendorong semua untuk berpartisipasi (4) libatkan pasien: dorong pasien untuk berkontribusi mengenai masalah penyakitnya, dorong pasien untuk mengajukan pertanyaan tentang masalahnya, gunakan kata-kata yang dapat dimengerti pasien, dsb.
3.        After rounds: waktu untuk pertanyaan dan memberikan umpan balik.
Menurut Nursalam (2009) langkah – langkah ronde keperawatan dibagi menjadi:
1.        Pra Ronde
a.         Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan masalah yang langka)
b.        Menentukan tim ronde
c.         Mencari sumber atau literatur
d.        Membuat proposal
e.         Mempersiapkan pasien: informed consent dan pengkajian
f.         Diskusi: Apa diagnosis keperawatan? Data apa yang mendukung? Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan? Dan hambatan apa yang ditemukan selama perawatan?


2.        Pelaksanaan Ronde
a.         Penjelasan tentang pasien oleh perawat primer yang difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan dan atau telah dilaksanakan serta memilih prioritas yang perlu didiskusikan
b.        Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut
c.         Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau kepala ruangan tentang masalah pasien serta rencana tindakan yang akan dilakukan.
3.        Pasca Ronde
a.         Evaluasi, revisi, dan perbaikan
b.        Kesimpulan dan rekomendasi penegakan diagnosis, intervensi keperawatan selanjutnya.

H.      Mekanisme Ronde Keperawatan
1.        Perawat membaca laporan mengenai pasien melalui status pasien sebelum melakukan ronde keperawatan. Hal ini dilanjutkan Clament (2011) bahwa perawat sebaiknya melihat laporan penilaian fisik dan psikososial pasien 2-3 menit. Selain itu juga perawat menetapkan tujuan yang ingin dicapai ketika pelaksanaan ronde keperawatan. Sebelum menemui asien, sebaiknya perawat membahas tujuan yang ingin dicapai (Clament, 2011).
2.        Perawat menentukan pasien yang akan dilakukan ronde keperawatan. Hal itu disebut Sitorus (2006) sebelum dilakukan ronde perawat primer (PP) menentukan 2-3 klien yang akan di ronde dan ditentukan pasien yang akan di ronde. Sebaliknya dipilih klien yang membutuhkan perawatan khusus dengan masalah yang relative lebih kompleks (Sitorus, 2006).
3.        Ronde keperawatan dilakukan pada pasien. Perawat melaporkan kondisi, tindakan yang sudah dilakukan dan akan dilakukan, pengobatan, serta rencana yang lain. Clement (2011) saat ronde keperawatan melaporkan tentang kondisi pasien, asuhan keperawatan, perawat medis dan prognosis. Selain itu juga menurut Annual review of nursing education dalam ronde keperawatan perawat mendiskusikan diagnosis keperawatan yang terkait, intervensi keperawatan, dan hasil. Mengenai masalah yang sensitive hendaknya tidak boleh dibicarakan dihadapan pasien. Masalah yang sensitive sebaiknya tidak didiskusikan dihadapan klien (Sitorus, 2006).
4.        Waktu pelaksanaan ronde bermacam-macam tergantung kondisi dan situasi ruangan. Sitorus (2006) menyebutkan waktu yang dilakukan untuk melakukan keseluruhan ronde adalah setiap hari dengan waktu kurang lebih 1 jam ketika intensitas kegiatan di ruang rawat sudah relative tenang. Sedangkan menurut Atiken et al. (2010) pelaksanaan ronde keperawatan diadakan dua hari setiap minggu dan berlangsung satu jam.

I.         Masalah Etik dengan Pasien
Beberapa strategi untuk mendorong kenyamanan pasien selama ronde keperawatan berlangsung menurut Weinholt & Edward (1992) dalam Clament (2009) meliputi: (1) memberikan pemberitahuan sebelum kunjungan (2) membatasi waktu ronde keperawatan agar pasien bias istirahat (3) menjelaskan semua pemeriksaan dan prosedur kepada pasien (4) semua diskusi dan komunikasi harus dijelaskan dan dipahami oleh pasien.

J.        Strategi Ronde Keperawatan yang Efektif
Ramani (2003) dalam Clament (2009) menyebutkan ada beberapa strategi agar ronde keperawatan berjalan efektif yaitu:
1.        Melakukan persiapan dengan seksama terkait dengan pelaksanaan ronde keperawatan baik waktu pelaksanaan, pasien masalah yang terkait, dsb.
2.        Membuat perencanaan apa yang akan dilakukan meliputi:sistem apa yang akan diajarkan, aspek-aspek apa yang harus ditekankan: pemeriksaan fisik, melakukan tindakan dsb. Rencanakan agar semua aktif terlibat dalam kegiatan, pilih pasien yang akan dilakukan proses pembelajaran, serta tentukan berapa banyak waktu yang harus dihabiskan dengan pasien tertentu.
3.        Orientasikan pada perawat tujuan yang ingin dicapai. Kegiatan berikut ini dapat dilakukan selama fase orientasi: (1) orientasikan perawat untuk tuuan latihan dan kegiatan yang direncanakan (2) memberikan peran kepada setiap anggota tim (3) buat aturan mengenai ronde (4) setiap diskusi sensitive perlu ditunda dan seluruh tim harus menyadari hal ini.
4.        Perkenalkan diri anda dan tim pada pasien meliputi: (1) memperkenalkan diri kepada pasien (2) pasien perlu diberitahu bahwa pertemuan itu terutama dimaksudkan untuk berdiskusi mengenai pemberian perawatan pada pasien (3) keluarga tidak perlu diminta untuk perg jika pasien ingin untuk ditemani.
5.        Meninggalkan waktu untuk pertanyaan, klarifikasi, menempatkan pembacaan lebih lanjut. Fase ini terjadi diluar ruangan, keluar dari pasien jarak pendengaran. Ini adalah kesembatan untuk mendiskusikan aspek sensitive dari riwayat pasien.
6.        Evaluasi pelaksanaan yang telah dilakukan. Mulai persiapan untuk pertemuan berikutnya dengan merefleksikan pada diri mengenai hasil ronde yang telah dilakukan.





                                                         DAFTAR PUSTAKA


Sitorus Ratna, Yulia, 2010, Model Praktek Keperawatan Profesional di Rumah Sakit Panduan Implementasi,. EGC, Jakarta
Ratna Sitorus, 2010, Model Praktek Keperawatan Profesional di Rumah Sakit,. EGC, Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar