Senin, 13 Agustus 2018

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS
KELUARGA BERENCANA



Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Tahap Profesi
Stase Keperawatan Maternitas










Oleh :

Ibnu M Abduh, S.Kep
 4012180008





SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA PUTERA
JURUSAN S-1 ILMU KEPERAWATAN
PROGRAM PROFESI NERS
TAHUN 2017




LAPORAN PENDAHULUAN
KELUARGA BERENCANA (KB)

A.          Definisi Keluarga Berencana (KB)
Menurut WHO KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk :
1.            Mendapatkan objektif-objektif tertentu
2.            Menghindari kelahiran yang tidak di inginkan
3.            Mendapatkan kelahiran yang memang digunakan
4.            Mengatur lnterval di antara kehamilan
5.            Mengontrol waktu saat kehamilan
6.            Menentukan jumlah anak dalam keluarga

B.           Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan, jadi kontra sepsi adalah mengindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut.

C.          Cara Kerja Kontrasepsi
1.            Mengusahakan agar tidak terjadi ovaluasi
2.            Melumpuhkan sperma
3.            Mengulangi pertemuan sel telur dengan sperma

D.          Pembagian Cara Kontrasepsi :
Pada umumnya cara/metode kontrasepsi dapat dibagi menjadi
1.            Metode Sederhana
a.             Tanpa alat/ obat
1)        Senggama terputus
2)        Pantang berkala (Sistem Kalender)
b.            Dengan alat/ obat
1)        Kondom
2)        Diafragma atau cap
3)        Cream, jelly dan cairan berbusa
4)        Tablet berbusa (vaginal tablet)
2.            Metode Efektif
1.        Pil KB
2.        Akor (alat kontrasepsi dalam lahir)
3.        Suntikan KB
4.        Susuk KB
3.            Metode mantap dengan cara operasi
1.            Pada wanita             : Tubektomi
2.            Pada pria                  : Vasektomi

E.           Metode Sederhana
1.            Senggama Terputus (coitus interuptus)
Senggama dijalankan sebagaimana biasa tetapi pada puncak senggama, alat kemaluan pria (zakar) dikeluarkan dari vagina, sehingga mani keluar dari luar vagina. Cara ini tidak berbahaya, baik fisik maupun mental. Namun sebenarnya cara ini tidak dapat diandalkan sepenuhnya karena :
-                Memerlukan penguasa diri  yang kuat
-                Kemungkinan ada sedikit cairan yang mengandung spermatozoa tertumpah dari zakar dan masuk kedalam vagina sehingga dapat terjadi kehamilan, meskipun sudah dilakukan pencabutan sebelum mani menyemprot.
2.            Pantang berkala adalah tidak melakukan senggama pada masa subur seorang wanita yaitu waktu terjadinya ovulasi. Cara menentukan masa ovulasi :
-                Untuk dapat menentukan masa ovulasi perlu diketahui terlebih dulu haid yang akan datang
-                Untuk mengetahui haid yang akan datang perlu diketahui siklus haid
-                Untuk mengetahui lamanya siklus haid perlu dicatat sekurang-kurangnya 8 - 12 siklus haid selama 8 bulan

F.           Metode Alat / Obat
Maksud penggunaan alat adalah untuk menahan / menghalangi maraknya sperma kedalam rongga rahim, sedangkan penggunaan obat dimaksudkan untuk melumpuhkan sperma.
Þ          Kondom    : suatu karet yang tipis, berwarna atau tidak berwarna, dipakai untuk menutupi zakar yang berdiri sebelum dimasukan kedalam vagina. Sehingga mani tertampung di dalamnya dan tidak masuk vagina, dengan demikian mencegah terjadinya pembuahan.
Indikasi pemakaian kondom
§    6 minggu sesudah vasektomi, kondom perlu dipakai sampai selama 6 minggu sesudah vasektomi (sampai mani tidak mengandung spormatozoa lagi, yang dapat diketahui lebih jelas dengan pemeriksaan laboratorium).
§    Sementara menunggu pematangan AKOR
§    Sementara sedang menunggu haid untuk pemakaian pil yang diminum.
§    Apabila kelupaan minum pil dalam jangka waktu lebih dari 36 jam.
§    Apabila diduga adanya penyakit kelamin, sementara mengunggu diagnosa yang pasti.
§    Bersamaan dengan pemakaian spermicide
§    Dalam keadaan darurat bila tidak ada kontrasepsi yang tersedia atau yang dipakai
Þ          Diafragma / cap : Diafragma dibuat dari karet yang berbentuk mangkok, dipakai untuk menutupi servis, gunanya untuk mencegah masuknya mani kedalam servis. Diafragma dimasukan kedalam vagina setinggi mungkin sampai menutupi mulut rahim,kemudian dikeluarkan lagi selama 8 jam setelah persetubuhan.
Þ          Cream, jelly dan tablet atau cairan berbusa
§    Cream, jelly dan tablet atau cairan berbusa yang disebut spermicide adalah suatu bahan kimia yang menghentikan gerak / melumpuhkan spermatozoa di dalam vagina, sehingga tidak dapat membuahi telur.
§    Untuk pengguna spermicide yang berbentuk tablet berbusa dimasukan ke dalam vagina.

G.          Metode Efektif
Þ          Pil Keluarga Berencana
a)            Cara Kerja
Pil berisi estogen dan progesteron buatan yang mempunyai pengaruh antara lain :
§    Mencegah pengeluaran hormon dari hifofises yang perlu untuk ovulasi sehingga tidak terjadi ovulasi.
§    Menyebabkan perubahan endometrium, sehingga endometrium tidak siap untuk nidasi.
§    Menambah kepekatan lendir, serviks, sehingga tidak mudah ditembus oleh spermatozoa.
b)            Keuntungan
§    Kontrasepsi yang sangat efektif
§    Tidak mengganggu coitus / senggama
§    Reversibilitas (pemulihan kesuburan) tinggi.

c)            Macam Pil
§    Tipe kombinasi : tiap tablet berisi ertrogen dan progesteron dalam dosis tertentu, biasanya di dalam satu rangkaian terdapat 20,21 atau 22 tablet.
Contoh : Previson (20), Ovral, Eugynom, Ovulan (21), Lyndiol (22).
§    Tipe urutan : biasanya terdiri dari 21 tablet.
Contoh : ovin.
§    Tipe berangkai (serial) : hampir sama dengan tipe kombinasi atau urutan, ditambah beberapa tablet (7 buah yang berisi vitamin atau mineral, tidak berisi hormon)
Contoh : ovulen Fe 28, Eugynon ED.
d)           Hal-hal yang harus diperhatikan
§    Pil adalah salah satu kontrasepsi yang efektif
§    Pil harus diminum secara teratur
§    Pil akan mengurangi keluanya darah haid
e)            Cara Pemakaian Pil
§    Rangkaian pil yang berisi 20, 21, 22 tablet mulai diminum pada hari ke lima (harinya harus di ingat) diteruskan samapai habis, kemudian istirahat dan mulai lagi dengan rangkaian pil yang baru pada hari yang sama.
§    Rangkaian pil yang 28 tablet (tipe rangkaian)
Mulai minum pada hari pertama haid dan dilanjutkan terus tanpa terputus dengan rangkaian baru, tanpa menghiraukan ada terjadinya haid.
Selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah :
§    Pil diminum pada waktu yang sama setiap hari, sebaiknya malam hari sebelum tidur
§    Bila lupa minum pil, pil yang lupa segera diminum setelah ingat, disusul pil yang seharusnya diminum pada hari itu
§    Bila lupa minum pil 2 hari berturut-turut, harus beranggapan dirinya tidak terlindungi terhadap kemungkinan kehamilan. Sehingga harus disertai dengan alat KB yang lainnya seperti memakai kondom
§    Pil dapat mengurangi produski air susu maka mereka yang masih mau menyusui anaknya jangan memakai pil KB
f)             Indikasi Pemakaian Pil
Pil dapat diberikan pada waktu semua wanita yang bersuami yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : tidak sedang hamil, tidak ada kontra indikasi
g)            Kontraindikasi Pemakaian Pil
§    Kanker payudara dan organ reproduksi
§    Penyakit kuning atau pernah menderita penyakit hati dalam 3 tahun terakhir
§    Penyakit pembuluh darah
§    Tekanan darah tinggi
§    Decompensio Cordis
§    Diabetes Millitus
h)            Gejala-gejala Sampingan
Gejala yang timbul disebabkan oleh adanya gangguan keseimbangan hormon estrogen dalam tubuh, gejala tersebut biasanya sementara, ringan dan tidak terdapat pada semua pemakaian pil dan akan hilang denga sendirinya setelah 2 – 3 bulan.
Gejala Subyektif      : Perasaan mual, muntah-muntah, perasaan pusing dan sakit kepala, pembesaran payudara, nafsu makan bertambah, perasaan lelah, gelisah dan mudah tersinggung.
Gejala Objektif        : Tekanan darah tinggi, berat badan bertambah / berkurang, pigmentasi kulit (kloasma), jerawat (acne), keputihan (candidiasis vaginal) dan gangguan pola perdarahan : berkurangnya pedarahan waktu haid (spothing) dan perdarahan antar haid (break throught bleeding).
i)              Penganggulangan Gejala Sampingan
1)            Perdarahan diluar haid (spothing, break throught, bleeding)
Berikan penjelasan hal ini hanya sementara tetapi bila terus menerus, berikan pil KB 1-2 tablet/hari selama beberapa hari sampai spotting hilang atau diganti dengan pil KB yang kadar estrogennya lebih tinggi.
2)            Rasa mual
Berikan vitamin B6, ganti dengan pil yang mengandung esfrogen lebih rendah atau diganti dengan cara KB lainnya
3)            Cloasma
Hentikan penggunaan pil, ganti dengan cara KB lainnya
4)            Acne
Ganti dengan pil yang mengandung esfrogen yang lebih tinggi dengan progesteron yang tidak bersifat antiogenik
5)            Candidiasis vaginal
Berikan antimycotis, ganti dengan pil yang mengandung estrogen tinggi atau pil dihentikan sementara dengan menggunakan cara KB lainnya
6)            Nyeri Kepala
Ganti dengan pil yang mengandung estrogen lebih rendah atau hentikan penggunaan pil, ganti denga cara KB lainnya
7)            Penambahan berat badan
Bila penambahan berat badan secara progresif dan banyak maka pemakaian pil sebaiknya dihentikan atau diganti dengan cara KB yang lainnya
8)            Varises / tromboplebitis
Hentikan penggunaan pil dan harus mendapat perawatan khusus
9)            Hypertensi
Apabila lebih 100 /105 mmHg, maka penggunaan pil perlu dihentikan dan harus mendapat perawatan khusus

H.          AKDR/IUD (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
1.            Pengertian             : Kontrasepsi yang terbuat dari plastik halus dipasang di dalam rahim dengan memakai alat khusus oleh dokter atau bidan/ paramedis lain yang sudah terlatih
2.            Macam AKDR      : Ada berbentuk spiral (lipper Loop) atau berbentuk cooper T Cu 200,220 atau multi load Cu 250 (ML – Cu 250)
3.            Cara Kerja             : Dengan adanya alat ini di dalam rahim, maka terjadi perubahan pada endometrium. Perubahan ini mengakibatkan kerusakan (lysis) pada spermatozoa yang masuk, sehingga tidak mampu membuahi sel telur
4.            Kelebihan AKDR :
a.             Efektifitas tinggi walaupun masih mungkin terjadi kehamilan 2%
b.            Dengan satu kali pemasangan, dapat dibiarkan dalam rahim selama bertahun-tahun sehingga dapat mencegah kehamilan dalam jangka waktu lama biasanya selama 4 tahun untuk berlapis tembaga
c.             Murah dan ekonomis
d.            Tidak ada kemungkinan kegagalan dalam kesalahan peserta KB
e.             Tidak bergantung senggama/coitus
f.             Reversibel dapat dibuka sewaktu-waktu
5.             Indikasi Pemasangan AKDR
a.             Telah mendapat persetujuan suami
b.            Pernah melahirkan dan telah mempunyai anak, serta ukuran rahimnya tidak kurang dari 5cm
c.             Telah cukup jumlah anaknya dan belum memutuskan untuk sterilisasi
d.            Tidak ingin hamil paling tidak untuk 2 tahun
e.             Dianjurkan sebagai pengganti pil KB, bagi peserta yang umumnya di atas 35 tahun
f.             Tidak ada kontrasepsi
6.            Kontraindikasi Pemasangan AKDR
a.             Adanya kehamilan
b.            Infeksi panggul (pelivis) yang terus menerus, akut, kronis
c.             Lecet (erosi) atau peragangan pada leher rahim
d.            Diketahui atau dicurigai kanker rahim
e.             Perdarahan yang tidak normal dari alat kelamin
f.             Perdarahan haid yang hebat
g.            Alergi logam
h.            Rahim kecil, endometriosis
7.            Saat yang baik untuk pemasangan AKDR
a.             Pada dasarnya AKDR dapat dipasang setiap saat. Biasanya dilakukan pada waktu haid yaitu pada akhir haid atau pada hari sebelum berakhirnya haid karena :
·               Servis lembut dan sedikit terbuka
·               Perdarahan dan saket perut mungkin tidak menimbulkan keluhan pada wanita tersebut
b.            Pemasangan AKDR dapat juga dilakukan sewaktu-waktu pada saat :
·               Segera setelah indikasi haid atau abortus spontan, asalkan tidak ada tanda-tanda infeksi misalnya : tidak panas, rahim tidak lembut, tidak ada keputihan seperti nanah atau banyak sekali.
·               Setelah melahirkan yaitu : segera setelah melahirkan, 2-4 hari setelah melahirkan, 40 hari setelah melahirkan.

I.             Suntikan Keluarga Berencana
Suntikan KB mengandung hormon progesteron tidak mengandung estrogen
1.            Cara Kerja
Kontrasepsi suntikan mencegah kehamilan dengan cara :
·               Manghalangi terjadinya ovulasi
·               Menipiskan endometrium sehingga tidak terjadi iritasi
·               Memekatkan lendir seviks sehingga menghambat perjalanan spermatozoa melalui kanalis servikalis
2.            Keuntungan
·               Sangat efektif, kegagalannya kurang dari 1%
·               Kemungkinan salah dan lupa memakainya tidak ada
·               Dapat diberikan pada ibu yang menyusunkan, karena tidak mengurangi produksi ASI (Air Susu Ibu)
·               Diberikan setiap 12 minggu sekali
3.            Macam
Kontrasepsi suntikan yang beredar di indonesia ada 2 (dua) macam yaitu DMPA (Depo Medroxy Progesteron Asetat) yang lazim disebut DEPO PROVERA dan Net Oen (Noretisteron Oenathate) yang lazim disebut NORISTERAT. Depo provera sebagai kontrasepi suntikan diberikan dengan dosis 150 mg/ 3cc, sedangkan notisteret dengan dosis 200 mg/ 1cc
4.            Waktu Pemberian, kontrasepsi suntik dapat diberikan pada
·               Pasca persalinan sampai 40 hari
·               Pasca keguguran samapai 7 hari
·               Interval dengan anak hidup minimal satu, sebelum hari ke lima haid
5.            Cara Penyuntikan
·                Intramuskular
·               Tempat penyuntikan
a.             Pada otot bokong (gluteus) yang dalam, bekas suntikan ditutup dengan plester untuk mencegah keluarnya obat
b.            Pada otot pangkal lengan (deltoid)
6.            Indikasi
·               Ibu telah mempunyai anak hidup
·               Tidak dalam keadaan hamil
·               Riwayat siklus haid teratur
·               Tidak terdapat kontraindikasi
7.            Kontraindikasi
·               Hamil
·               Perdarahan pervagina yang tidak diketahui sebabnya
·               Tumor atau keganasan
·               Terdapat penyakit jantung, paru-paru, kelainan faal hati, tekanan darah tinggi, obesitas, diabetes
8.            Efek samping dan penanggulangannya
§  Depo provera
Þ          Efek Samping dapat berupa :
a.             Gangguan haid : amenorhoe, menoragia, metroragia, dan spothing
b.            Gangguan bukan haid : pusing, sakit kepala, mual, muntah, rambut rontok, jerawat, kenaikan berat badan, kenaikan tekanan darah, penurunan libido, alergi dan hiperpigmentasi
Þ          Penanggulangannya : Penanggulangannya gamgguan haid ada yang tepat tapi untuk sementara dianjurkan antara lain adalah perbaikan gizi, pemberian pil KB 1 – 3/ hari selama 5 – 7 hari, penerangan yang lebih intensif, pemberian obat symtomatis.
§  Pada pamakaian suntikan KB dengan Noristerat
Þ          Perdarahan yang mengganggu, penamggulangannya dengan pil kombinasi 1 tablet/ hari, (combined pil 1 dd 1) selama 10 hari
Þ          Tidak datang haid (amenorea), penganggulangannya tidak diberikan pengobatan bila tidak menimbulkan kegelisahan-kegelisahan. Amenorea ditanggulangi dengan pil kombinasi 2 – 3 tablet/ hari selama 7 hari. Bila amenorea yang terus menerus setelah 3 kali suntikan, dengan atau tanpa pengobatan, maka sentikan dihentikan.

J.            Kontrasepsi Susuk (Norplant)
Kontrasepsi yang populer dengan nama “susuk KB” ini berisi levonorgertrel, terjadi dari 6 kapsul yang di asersikan dibawah kulit lengan atas bagian dalam, kira-kira 6-10 cm dari lipat siku. Levonorgestrel adalah suatu progesten yang telah banyak dipakai dalam pil KB seperti ovral dan nordette. Setiap kapsul mengandung 38 mg levonorgertrel. Setiap hari  keenam kapsul akan melepaskan 50 mikrogram levonorgertrel. Dan akan efektif sebagai kontrasepsi untuk 5 tahun.
§    Keuntungan
a.             Norplant merupakan cara KB yang sangat efektif dalam menceah kehamilan dan dapat mengembalikan kesuburan secara sempurna.
b.            Norplant tidak dapat merepotkan
c.             Sekali pasang
d.            Norplant sangat memuaskan, tidak ada yang dimasukan ke dalam vagina dan tidak mengganggu kebahagiaan dalam hubungan  seksual.
e.             Norplant sangat mudah diangkat kembali, kesuburan langsung dapat kembali setelah norplant di angkat.
§    Cara Kerja : setelah norplant dimasukan kedalam kulit lengan atas akseptor, secara tetap sejumlah levenorgestrel akan dilepaskan. Keadaan inilah yang melindungi akseptor dari kehamilan selama norplant tetap berada di tempat tersebut.
§    Lama norplant mencegah kehamilan : 5 tahun. Inilah alasan mengapa norplant disebut sebagai cara KB jangka panjang
§    Daya perlindungan norplant dalam mencegah kehamilan : tidak dibuktikan bahwa norplant mempunyai daya perlindungan yang lebih besar dari pada pil KB. Dalam pemakaian sehari-hari hal ini memungkinkan karena tidak adanya faktor ”lupa” seperti dalam penggunaan pil. Demikian pula telah dibuktikan bahwa norplant lebih efektif dari pada IUD, kondom dan cara sederhana lainnya.
§    Indikasi : setiap ibu yang sehat dan tidak ingin hamil dalam waktu 1 – 5 tahun
§    Kontraindikasi pemakaian norplant : hamil, kelainan kardiovaskuler, sakit kuning, sakit gula, infeksi pinggul, galaktoca, prikosit/ nenrosis, riwayat kehamilan ektopik, riwayat molahidatidosa, varices berat, ibu sedang menyusui.
§    Saat pemasangan norplant : pada saat sedang mentruasi atau 1 – 2 hari setelah menstruasi selesai.
§    Efek samping : perubahan dalam periode menstruasi merupakan keadaan yang paling sering ditemui, kadang-kadang ada akseptor yang mengalami kenaikan dalam berat badan.
§    Tindak lanjut setelah pemasangan norplant : setelah norplant dipasang, akseptor dipesan datang dua minggu kemudian 13 bulan, 25 bulan, 37 bulan dan 61 bulan, atau setiap waktu bila akseptor mengalami keluhan/ gangguan/ efek samping. Beberapa sebab seorang akseptor di anjurkan datang ke klinik sebelum tanggal yang di tentukan :
-          Pemeriksaan rutin pada waktu pertama kali menstruasi setelah pemasangan
-          Bila 2 bulan setelah pemasangan akseptor belum mendapat menstruasi. Hal ini kadang-kadang terjadi, sehingga akseptor menjadi tidak tenang. Untuk sebaiknya dilakukan test kehamilan.
-          Bila akseptor ingin hamil lagi
-          Bila akseptor akan pindah alamat, karena norplant merupakan metode yang baru, tidak semua petugas dapat membuka pengangkatan/ pemasangan norplant.
K.          Kontrasepsi Mantap
1.            Kontrasepsi mantap pada istri (tubektomi)           MOW
Cara kontrasepsi ini dipersiapkan melalui tindakan operasi kecil dengan mengikat dan memotong saluran tuba (telur) pada istri. Dengan demikian telur dari ovarium tidak dapat mencapai organ rongga rahim, sehingga tidak terjadi bembuahan, dengan tubektomi hubungan suami istri tidak terganggu, fungsi haid berlangsung seperti sedia kala, dan kesehatan fisik , mental, maupun emosi tidak terganggu.
Tubektomi dapat dilakukan pada pasca peralihan, pasca keguguran dan tindakan dilaksanakan dalam jangka waktu 24 jam atau selambat-lambatnya 48 jam setelah melahirkan
·               Keuntungan
a.             Pasien dirawat di rumah sakit dan lamanya perawatan tidak lama
b.            Uterus dan kedua tubannya masih belum berinvolusi (uterusnya masih besar dan kedua tubannya masih panjang) sehingga operasinya mudah dan hanya memerlukan anastesi local.
2.            Kontrasepsi mantap pada suami (vesektomi)        MOP
Cara kontrasepsi ini dipersiapkan melalui tindakan operasi ringan dengan cara mengikat atau memotong saluran sperma (vas deferent) sehingga sperma tidak dapat lewat dan air mani tidak mengandung spermatozoa, dengan demikian tidak terjadi pembuahan.
·               Keuntungan
a.             Tidak ada mortalitas (kematian)
b.            Morbiditas (mengakibatkan sakit) kecil sekali
c.             Tidak perlu dirawat di rumah sakit
d.            Dilakukan anastesi lokal, hanya kurang lebih 15 menit
e.             Kemungkinan kegagalan tidak ada, karena diperiksa kepastian laboratorium
f.             Tidak mengganggu hubungan seksual dan jumlah cairan mani yang dikeluarkan waktu coitus tidak berubah
g.            Biaya murah
h.            Dapat dilakukan dimana saja asal tempatnya bersih dan tenang tidak selalu harus dikamar operasi
3.            Efek samping, kulit membiru atau lecet, pembengkakan dan rasa sakit, keadaan merupakan hal yang ringan dan akan hilang sendiri tanpa atau pengobatan sederhana. Gejala tersebut timbul sebagai akibat persiapan, teknik dan perawatan yang kurang sempurna disamping factor penderita sendiri.
4.            Penanggulangannya
·               Pemberian antibiotik dan malgetik
·               Konsultasi dengan ahli jiwa pada peserta yang mengalami gangguan psikologis.
5.            Kegagalan
Pada vasektomi dapat juga terjadi kegagalan, yaitu terjadinya konsepsi sesudah dilakukan vasektomi antara lain :
·               Kesalahan memotong
·               Cara mengikat tidak sempurna, lepas atau terlalu keras sehingga mengiris dinding vesdeferent.
·               Duplikasi vasdeferent (kelainan bawaan)
·               Bersenggama sebelum sperma betul-betul negatif
·               Adanya penyambungan kembali dari ujung-ujung vas deferent yang dipotong.

L.           Patofisiologi
pemberian kontrasepsi homoral
(berisi estrogen dan progorteron)

  Terjadi feed back pada bagian hipotitis                       irogesteron
Anterior estrogen dan progesteron sangat tinggi                   ↓
                                ↓                                    Lendir Serviks Jadi Lebih Kental
        FSH dan LH Tidak Diproduksi                                     ↓
                                ↓                                   Sel Sperma Sulit Untuk Ditembus
      Di Kelenjar Digrat Tidak Terbetuk                                  ↓
                                ↓                              Sel Sperma Dan Sel Telur Sulit Bertemu
     Hormon Estrogen Tidak Dihasilkan                                  ↓
                                ↓                                                  Pembuahan ( - )
             Tidak Siap Untuk Nidasi


Mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi
Melumpuhkan sperma
Menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma
Kontrasepsi
 


                                                                                                                                                              


M.         Data Fokus
1.            Identitas klien (nama, umur, pendidikan, pekerjaan, agama, alamat, dll)
2.            Kaji jumlah anak saat ini (jarak kehamilan / usia anak, lama perkawinan)
3.            Jumlah anak yang direncanakan
4.            Adakah masalah dalam kehamilan yang lalu seperti mual-mual, vakum, forsep, dsb
5.            Apakah ibu pernah menggunakan alat kontrasepsi sebelumnya seperti suntikan, pil, dll
6.            Adakah keluhan dalam pengunaan kontrasepsi mual, perdarahan, nyeri saat berhubungan, porforasi, infeksi, atau haid ulang tidak teratur, BB meningkat
7.            Riwayat sosial adakah pantang yang terkait budaya/ kultum, kebiasaan, merokok, minum-minuman keras
8.            Harapan pada jenis kelamin anak tertentu

N.          Pemeriksaan fisik
1.        Keadaan umum : adakah tanda-tanda ibu sedang sakit yang tampak dari anemia, kelemahan
2.        Umur, berat badan/ tinggi badan, nadi
3.        Pemeriksaan secara spesifik pada organ terkait dengan pernyataan klien bila ada penyakit tertentu seperti jantung, paru dan genitalis
4.        Periksa : adakah blood show/ keluar darah dari vagina, varises, ukuran uterus yang mengalami kelainan
5.        Adakah adema, acne, varices pada ekstrimitas.

O.          Pemeriksaan penunjang
Hampir tidak ada pemeriksaan penunjang kecuali ada riwayat perdarahan maka diperiksa
·             Hb biasanya < 10g/ dl
·             Trombosit (biasanya normal/ turun bila perdarahan hebat)
·             Leukosit (biasanya sedikit meningkat > 10.000/ mm3)

P.           Pemeriksaan psikososial
1.         Pastikan keinginan KB dari klien dan suami tanpa paksaan
2.         Adakah keyakinan atau pandangan terkait dengan penggunaan kontrasepsi
3.         Adakah ketakutan dengan prosedur pemasangan alat kontrasepsi
4.         Status kesehatan ibu, sosial budayanya terkait dengan hal ini, tingkat penghasilan, pengetahuan dan jarak dengan tempat pelayanan kesehatan untuk kontrol lainnya

Q.          Analisa Data
No
Data
Etrologi
Masalah
1
DS : klien mengatakan bingung untuk memilih alat kontrasepsi
DO : klien bertanya pada petugas kesehatan
Kurang informasi
Tentang pengetahuan terkait dengan KB
Klien bingung dengan alat kontrasepsi
Ketidakmampuan memilih alat kontrasepi
Ketidakmampuan memilih alat kontrasepsi
2
 DS : klien mengatakan haid tidak teratur
DO : klien menggunakan alat kontrasepsi pil
Proses adaptasi hormonal
Ketidakseimbangan hormon progerteron dan ertrogen
Haid tidak teratur/ spothing
Perubahan pola haid/ spothing

Perubahan pola haid/ spothing
3
DS : klien mengatakan khawatir untuk menggunakan alat kontrasepsi atau tindakan operasi

Penggunaan kontrasepsi/akan dilakukan operasi
Adanya efeksamping dari kontrasepsi/ pembedahan
Cemas/ anxietas
Gangguan rasa aman : cemas
4
DS :  Klien mengatakan sejak menggunakan kontrasepsi pil banyak bintik-bintik hitam dan jerawat di muka
Berat badannya naik
DO : klien akseptor     KB pil
Akseptor KB pil
Berisi hormon progesteron
Keseimbangan progesteron dan estrogen terganggu
Timbul gejala-gejala sampingan
Pigmentasi dan jerawat pada muka, BB naik
Gangguan body image
Ggn konsep diri body image















5
DS : Klien mengeluh sakit pada daerah insisi
DO : - Kulit lebam
-  Pembengkakan daerah insisi
-  Kemerahan daerah insisi
Tindakan Operasi (MOW/MOP)

Luka terbuka

Media masuknya mikroorganisme

Resiko Infeksi
Resiko Infeksi

R.          Diagnosa Keperawatan
1.            Perubahan pola haid. Spothing haid berhubungan dengan proses adaptasi homoral ditandai dengan klien mengatakan haid tidak teratur
2.            Ketidakmampuan memiliki alat kontrasepsi yang efektif berhubungan dengan kurangnya informasi atau pengetahuan terkait dengan KB. Ditandai klien banyak bertanya
3.            Gangguann rasa aman : cemas berhubungan dengan akan dilakukan operasi/terjadinya efek samping dari alat kontrasepsi tertentu ditandai dengan klien mengatakan khawatir untuk menggunakan alat kontrasepsi
4.            Gangguan konsep diri : body image berhubungan dengan timbul gejala-gejala sampingan (pigmentasi dan jerawat pada muka, BB meningkat), ditandai dengan klien mengatakan sejak menggunakan alat kontrasepsi pil banyak bintik-bintik hitam dan jerawat pada muka dan berat badannya meningkat
5.            Resiko Infeksi berhubungan dengan adanya luka terbuka ditandai dengan kemerahan daerah insisi, pembekakan daerah insisi dan klien mengeluh sakit pada daerah insisi.

S.            Intervensi Keperawatan
No.
Tujuan
Intervensi
Rasional
1.
Tupan : dalam waktu 2 bulan pola haid kembali normal
Tupan : dalam waktu 1 bulan haid normal dengan kriteria
·         Sifat darah haid kembali pada siklus awal/ biasa
·         Tidak ada spothing haid yang berulang
·         Kaji lamanya dan banyaknya spothing




·         Jelaskan pada ibu efek samping alat kontrasepsi akor dan homoral pada hari-hari pertama pemakaian alat kontrasepsi
·         Observasi untuk Pemeriksaan Lab, Hb, Leukosil, Trombosit, Ht
·         Untuk mengetahui siklus haid dan mengetahui lamanya haid dan jumlah pedarahan pada saat haid
·         Pada hari-hari pertama pemakaian alat kontrasepsi akor dan homoral biasanya terjadi efek samping dari kontrasepsi tersebut
·         Data penunjang dapat mengetahui kadar keseimbangan hormon
2.
·         Tupan dalam jangka waktu 1 bulan kliern bisa memilih alat kontrasepsi yang efektif untuk kesehatannya.
Tupen : dalam jangka waktu 1 minggu klien dapat memilih kontrasepsi yang efektif dengan kriteria
·         Klien dapat memilih salah satu alat KB sesuai dengan kondisinya untuk menguda kehamilan (pil, suntik, pantang berkala), untuk menjarangkan kehamilan (AKOR, suntik), mengakhiri/ menjaga kesehatan (mow, pow).

·       Kaji tingkat pengetahuan klien tentang alat kontrasepsi yang sesuai dengan kondisinya
·       Jelaskan pada klien tentang epertivitas efisien dari masing-masing alat kontrasepsi, keuntungan, kerugian, indikasi dan kontraindikasi
·       Berikan pendidikan kesehatan kepada klien beserta suaminya untuk menentukan pilihan kontrasepsi yang mereka inginkan
·       Untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien agar dapat menentukan intervensi selanjutnya

·       Memberikan gambaran tentang alat-alat kontrasepsi





·       KB yang diinginkan akan sesuai dengan kondisi suami istri
3.
Tupan dalam jangka waktu 1 bulan kecemasan dapat dikurangi/ dikontrol
Tupan : dalam jangka waktu 1 minggu kecemasan dapat berkurang dengan kriteria :
·         Klien tampak tenang dan dapat memahami efek samping penggunaan alat kontrasepsi
·         Klien kooperatif dan mau bekerja sama dalam pemasangan alat kontrasepsi
·       Kaji tingkatan cemas

·       Jelaskan pada klien tentang tindakan operasi/efek samping dari alat kontrasepsi


·       Berikan kesempatan pada ibu untuk bertanya tentang keraguan alat kontrsepsi
·       Berikan support psikososial kepada klien, terhadap pemasangan alat kontrasepsi
·       Untuk mengetahui tingkatan klien
·       Sebagai pengetauan untuk klien, supaya klien dapat memilih salah satu alat kontrasepsi yang sesuai dengan kondisinya
·       Dapat menurunkan kecemasan klien dalam memilih alat kontrasepsi

·       Supaya klien dapat beradaptasi terhadap pemasangan alat kontrasepsi pada menggu awal pemasangan
4.
Tupan : klien tidak merasa malu dengan keadaannya
Tupan : klien mersa percaya diri dengan keadaannya dengan kriteria klien tidak malu lagi dengan keadaan wajahnya
·       Jelaskan efek samping KB pil




·       Anjurkan klien untuk konsultasi dengan spesialis kulit
·       Menambah wawasan/ pengetahuan bagi klien untuk mendapat informasi lebih untuk menentukan intervensi selanjutnya
5
Tupan : Infeksi dapat dicegah
Tupen : Dalam waktu 2x24 jam tidak ada tanda infeksi,dengan kriteria :
§ Pembengkakan berkurang
§ Sakit tidak ada
§ Kemerahan berkurang
·       Kaji TTV

·       Berikan perawatan luka
·       Anjurkan klien selalu menjaga personal hygience
·       Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antibiotik
·       Mengetahui keadaan umum klien
·       Mencegah infeksi

·       Mencegah pemaparan mikroorganisme

·       Mencegah infeksi lebih berat



DAFTAR PUSTAKA

Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Salemba Medika Jakarta.
Nugroho, Taufan. 2011.Buku Ajar Obstretri.yogjakarta:Nuha Medika
Green,C. J and J. M. Wilkinson. 2012. Rencana Asuhan Keperawatan Maternal & Bayi Baru Lahir. Jakarta : EGC
Wilkinson, Judith M & Ahern, Nancy R. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9 Nanda Nic Noc. Jakarta : EGC
Wilkinson, Judith M & Ahern, Nancy R. 2011. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnisa Medis & Nanda Nic Noc. Jakarta : EGC
Saleha,  Sitti.  2009.  Asuhan  Kebidanan  Pada  Masa  Nifas.  Jakarta  :  Salemba Medika
Morgan, Geri.2009.Obstretri & Ginekologi Panduan Praktik (Practice Guidelines For Obstretri& Gynecology).Jakarta:EGC
Dutton,L.A., Densmore,J.E.,  & Turner,M.B.2011.Rujukan  Cepat   KebidananJakarta: EGC.
Manuaba,C., Manuaba, F.,& Manuaba.2009.Gawat Darurat Obstretri Ginekologi & Obstretri Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan.Jakarta:EGC
Manuaba,C., Manuaba, F., & Manuaba. 2009. Pengantar Kuliah Obstretri. Jakarta:EGC
Carpenito, Lynda Jual. 2009. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC
Bobak. L. J. 2009. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC
Oxorn, Harry dan Forte W.R. 2010. Ilmu Kebidanan.Jakarta. Yayasan Essentia Medica
Depkes RI, 2011, Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA), Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Kesehatan Keluarga, Jakarta.
Dinas Kesehatan Jawa Tengah. Menkes Upayakan Kejar Target MDG’s. (2013, http://www. dinkesjatengprov.go.id diakses tanggal 25 april 2015).
Prawirohardjo, Sarwono. 2009 . Ilmu Kebidanan .Jakarta . PT.Bina Pustaka.
Rasjidi, Imam. 2009. Sectio Saesarea dan Laparotomi Kelainan Adneksa. CV Sagung Seto Jakarta.
Azizah, Ninik.September 2013.Jurnal EduHealth.Volume 3.No 2.halaman 69-132
Hidayat.2009.Pengantar Riset Keperawatan.Jakarta:Salemba Medika
Walyani, Elisabeth Siwi.2015.Asuhan Kebidanan Kehamilan.yogyakarta:Pustaka Baru Press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar